Himbauan Makatana Minahasa : Mari Manfaatkan Blog Ini Untuk Informasi Bermanfaat. Bagaimana Caranya ? Mari Ikuti Petunjuk Redaksi
![]() |
Logo Makatana Minahasa |
Makatana Minahasa. Buat anggota Makatana Minahasa dimana saja berada mari manfaatkan blog
ini untuk berbagi informasi seputar kegiatan dan kejadian serta hal penting lainnya.
Apa saja yang bisa dimuat dalam blog ini ?. Banyak diantaranya berita duka,
berita suka dan aneka macam kegiatan lainnya serta aneka macam informasi
lainnya. Berikut tatacara penulisannya :
Berita Duka. Telah
meninggal dunia anggota Makatana Minahasa, Wanua ?, Walak ?, Pakasaan ?, pada
hari/tanggal ?, Jam ?, atas nama ? dari keluarga ?. Alamat rumah duka ?. Rencana
pemakaman : hari/tanggal ?, jam ?, lokasi pemakaman ?. Sertakan foto almarhum
semasa hidup dan jika ada informasi tambahan bisa ditambahkan disini. Kirim ke makatana.minahasabpd@gmail.com
atau via WA (082111687837).
Undangan Suka. Untuk
melengkapi sukacita kami, maka diundang saudara sekalian untuk mengikuti acara ?,
pada hari/tanggal ?, jam ?, lokasi ?. Jika kurang lengkap silahkan ditambahkan.
Jangan lupa foto undangan diikut sertakan. Kirim ke makatana.minahasabpd@gmail.com
atau via WA (082111687837).
Undangan Kegiatan. Dalam rangka
? maka diundang anggota Makatana Minahasa untuk mengikuti kegiatan dimaksud
pada hari/tanggal ?, Jam ?, lokasi ?. Jika
kurang lengkap silahkan ditambahkan. Kirim ke makatana.minahasabpd@gmail.com
atau via WA (082111687837).
Tulisan Opini/Hasil Riset/Tulisan Kebudayaan/Dll. Redaksi
Makatana Minahasa juga menerima tulisan opini/hasil riset/tulisan kebudayaan/dll namun akan di sunting lagi
redaksi sebelum diposting/disebarkan. Kirimkan foto ktp/identitas lain khusus
data penulis serta foto penulis untuk disertakan dalam tulisan. Kirim ke makatana.minahasabpd@gmail.com
atau via WA (082111687837).
Mau belajar cara menulis jurnalis ? Baca juga 15 Cara Menulis Berita yang
Benar Bagi Pemula
Menulis berita merupakan
suatu upaya untuk bercerita, menerangkan, atau menyampaikan informasi suatu
peristiwa dalam bentuk tertulis. Dalam menulis teks berita, informasi yang
ditulis merupakan fakta bukan opini. Selain itu teks berita disusun prinsip 5W
+ 1H (What, Where, When, Who, Why, How) serta mengikuti kaidah P3SPS (Pedoman
Prilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) yang dibuat pemerintah.
Berita sudah menjadi
konsumsi wajib bagi semua orang, sebab melalui berita kita bisa mendapatkan
beragai informasi, baik mengenai peristiwa terbaru maupun perkembanyannya.
Beirta bisa kita dapatkan melalui media cetak, elektronik, internet, ataupun
sekedar dari mulut ke mulut. Ragam jenis berita yang bisa kita baca juga
beragam, mulai dari berita olahraga, ekonomi, hingga politik.
Tidak semua peristiwa layak
dijadikan sebagai berita. Kadangkala karna tingginya kebutuhan akan berita, ada
saja penulis berita yang mengganggap trafik sebagai yang terpenting. Dalam
menulis berita mereka lebih mementingkan bagaimana meningkatkan trafik daripada
isi berita. Ini sebuah salah kaprah, karna yang perlu diperhatikan pertamakali
oleh penulis berita adalah bagaimana menulis sebuah berita yang baik, menarik,
dan sesuai aturan. Berikut ini akan Pakar Komunikasi paparkan 15 cara menulis
berita sebagai panduan bagi anda.
1. Menemukan Peristiwa Untuk
Dijadikan Berita
Berita berisi peristiwa yang sifatnya aktual dan penting untuk
disebarluaskan. Contoh mudahnya misalnya peristiwa kebakaran, bencana alam, dan
kejadian mendadak lainnya yang menarik perhatian umum. Jika tidak ada, maka
perlu dilakukan pencarian kegiatan-kegiatan atau peristiwa unik yang muncul di
masyarakat. Misalnya berita mengenai pejabat pemerintah yang masuk ke pasar
tradisional. Orang biasa yang naik angkutan umum tidak menarik untuk dijadikan
berita, tapi jika hal tersebut dilakukan oleh publik figure tentu layak menjadi
sebuah berita. Contoh lain misalnya berita mengenai adat istiadat di suatu
daerah, dsb.
2. Pencarian sumber berita
Ketika peristiwa yang akan dijadikan sebagai berita telah
ditemukan, maka penulis berita perlu mencari sumber irformasi yang yang tepat,
agar isi berita akurat. Misalnya berita tentang perampokan, maka informasi bisa
didapatkan dengan melakukan wawancara dengan pihak kepolisian terkait, saksi
mata perampokan, atau warga sekitar.
3. Wawancara , Observasi,
dan Dokumentasi
Seperti dicontohkan sebelumnya, melakukan wawancara perlu
dilakukan untuk mendapatkan fakta mengenai peristiwa perampokan yang
terjadi, data korban serta proses kejadian. Wawancara dilakukan melalui
tanya jawab dengan sumber informasi. Observasi dilakukan dengan mengamati
gejala yang tampak di lokasi kejadian. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan
mencari dan mengumpulkan data yang bersumber dari buku, majalah, arsip, atau
dokumen lainnya.
4. Mencatat Hal-Hal
Penting
Dalam proses pencarian
informasi, perlu dilakukan pencatatan hal-hal penting berkenaan dengan berita
yang akan ditulis. Pencatatan dapat dipandu dengan pertanyaan 5W1H yaitu:
- What : peristiwa apa yang terjadi,
- Who: siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut,
- Where: di mana peristiwa tersebut terjadi,
- When: kapan peristiwa tersebut terjadi,
- Why: mengapa peristiwa tersebut terjadi, dan
- How: bagaimana proses terjadinya peristiwa.
5. Membuat kerangka berita
Kerangka berita merupakan
gambaran kasar bagaimana informasi yang telah dikumpulkan tersebut akan diramu
dalam sebuah laporan berita. Berita terdiri dari 3 unsur yaitu judul, teras,
serta kelengkapan atau penjelasan berita. Model berita yang ditulis juga bisa
berupa berita langsung, yang mengemukakan unsur 5W + 1H pada awal
paragraf (biasanya alinea kesatu dan kedua); atau juga berita tidak langsung
yang mengemukakan unsur 5W + 1H pada pertengahan hingga akhir paragraf.
6. Menulis Teras Berita
Teras berita merupakan
alenia pertama sebuah berita. Teras berita sebaiknya ringkas (maks 35 kata),
dan sebaiknya diawali dengan unsur “who” (siapa) dan “what” (apa). Sesuaikan
struktur penulisan dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu SPOK: Subjek, Predikat,
Objek, dan Keterangan. Untuk berita mengenai peristiwa yang akan terjadi, unsur
waktu dan tempat biasanya ditempatkan di bagian akhir paragraf. Gunakan seminim
mungkin kutipan atau pertanyaan pada teras berita.
7. Menulis Isi Berita
Isi berita merupakan detail informasi yang
ingin disampaikan dalam sebuah berita. Isi berita ditulis setelah teras berita.
Dalam menulis isi berita, sebaiknya susun dalam paragraf – paragraf pendek yang
berisi 3 hingga 5 kalimat saja. Usahakan pula agar setiap paragraf hanya berisi
satu ide. Paragraf yang pendek dan hanya berisi satu ide akan mendorong
pembaca untuk melanjutkan membaca serta memudahkan pembaca untuk melakukan
pemindaian.
8. Penyuntingan berita
Penyuntingan berita
dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan penulisan informasi yang
mungkin terjadi. Misalnya penulisan ejaan (nama, lokasi, dkk); tata bahasa;
makna kalimat; pembedaan opini dengan fakta, dkk. Berita yang di publish juga
harus diperhatikan agar tidak melangar kode etik jurnalistik.
Selain kode etik
jurnalistik, di Indonesia terdapat peraturan perundang-undang yang disusun oleh
pemerintah untuk mengatur prihal penyiaran di Indonesia, yaitu Pedoman Prilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS). Dalam menulis sebuah berita,
penulis juga perlu memperhatikan kaidah P3SPS tersebut.
Setelah melakukan revisi,
sebaiknya baca kembali berita yang anda buat, kemudian revisi lagi, baca lagi,
dan revisi lagi berulang kali hingga benar-benar yakin bahwa berita yang anda
tulis tidak memiliki kesalahan.
9. Tidak Mengandung Fitnah,
Hasutan, dan Kebohongan
Sesuai dengan kaidah P3SPS,
konten berita yang disiarkan harus memberikan kemanfaatan dan perlindungan
terhadap publik. Konten berita dilarang mengandung hal-hal yang bersifat
fitnahan, hasutan, menyesatkan dan berisi kebohongan atau hoax. Dalam membuat
dan menyebarkan berita, harus diperhatikan agar isi berita tidak merugikan dan
menimbulkan dampak negatif di masyarakat.
10. Tidak Menonjolkan Unsur
Kekerasan, Seksualitas, Perjudian, Penyalahgunaan Narkotika dan Obat Terlarang
P3SPS mengharuskan berita
yang dibuat dan disiarkan kepada publik untuk mempertimbangkan munculnya
kemungkinan ketidaknyamanan publik, memperhatikan privasi, dan melakukan
penggolongan siaran untuk kepentingan anak. Oleh sebab itu dalam P3SPS juga
diatur agar dalam pembuatan dan penyiarannya, dilakukan pembatasan terhadap
unsur yang bermuatan seksual, kekerasan, narkotika dan sejenisnya, perjudian,
serta tayangan bersifat supranatural, horror, dkk.
11. Tidak Mempertentangkan
Suku, Agama, Ras atau Golongan
Dalam P3SPS program siaran,
termasuk berita diwajibkan menghormati perbedaan suku, agama, ras dan golongan.
Baik itu kelompok golongan berdasarkan perbedaan budaya, usia, gender, maupun
sosial ekonomi. Dalam mewujudkan penghormatan tersebut, berita dilarang
mengandung konten yang sifatnya merendahkan, mempertentangkan atau melecehkan
suku, agama, ras dan golongan tertentu. Ketika menyiarkan berita mengenai
peristiwa konflik sekalipun, penulis berita diwajibkan untuk menjaga
independensi dan netralitas dirinya.
12. Tidak Merendahkan Nilai
– Nilai Yang Berlaku Dalam Masyarakat
Septi dijelaskan
sebelumnya, P3SPS mengharuskan berita yang dibuat dan disiarkan kepada publik
untuk mempertimbangkan munculnya kemungkinan ketidaknyamanan publik. Oleh
karena itu dalam pembuatannya, sebuah berita yang akan disiarkan kepada publik
perlu menjukkan sikap menghormati nilai dan norma, kesopanan, serta kesusilaan
yang berlaku dalam masyarakat. Penulis berita harus menunjukkan sikap
penghormatan terhadap perbedaan nilai yang ada dalam berita yang dibuatnya.
13. Tata Bahasa dan
Kosokata
Dalam penyusunan kalimat,
gunakan tata bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia (SPOK). Gunakan
kata ganti orang ketiga dalam menggambarkan peristiwa. Dalam penyusunannya,
lebih baik menggunakan kalimat aktif dibanding kalimat pasif. Gunakan pula kata
berpasangan yang sesuai seperti: ‘baik vs maupun’, ‘jika vs maka’, dkk.
Perhatikan penggunaan kata
yang sesuai, misalnya kata ‘dia’ untuk orang biasa sedangkan untuk orang yang
dihormati gunakan kata ‘beliau’. Gunakan kata yang umum digunakan agar mudah
dipahami, dan hindari penggunaan jargon atau istilah teknis. Periksa kembali
ejaan kata, bila perlu cek kamus untuk memastikan kebenarannya.
14. Tanda Baca dan Struktur
Kalimat
Tanda baca diperlukan untuk
melakukan pemenggalan kalimat. Pastikan meletakkan tanda baca dengan baik, yang
sesuai dengan kaidah bahasa indonesia dan tidak merusak makna kalimat. Hindari
kalimat panjang (maks 16 kata), sebab susunan kalimat yang pendek akan lebih
mudah dimengerti dan enak dibaca dibanding kalimat yang panjang. Hindari
penggunaan dua kata yang sama dalam satu kalimat, dan jangan memulai kalimat
dengan kata sambung seperti ‘namun’, ‘sehingga’, dkk.
15. Kutipan dan Atribusi
Kutipan diperlukan untuk
memperkuat, menegaskan atau memberi fakta dalam berita yang ditulism sedangkan
atribusi diperlukan dalam berita yang bersifat opini. Sebaiknya gunakan
satu kutipan atau atribusi dalam satu paragraf. (Disadur dari pakarkomunikasi.com).
Semoga bermanfaat. (By. Redaksi, Makatana Minahasa).
Permisi, Kakak...
ReplyDeleteSyalom,
izin mau donwload logo MAKATANA Minahasa ini, mau di cetak seperti gantungan Kunci, boleh kah?
Woi kontoool, tangggung jawab blok atas kejadian memakan 2 korban yang ormas² lu perbuat, inget oi wahai ormas kontol, gak perlu jadi Islam buat tau kekejaman israel, sampe² pas kunjungan paslon presiden di kibaarin pula bendera israel, oi babi, manado itu masih bagian indonesia tod yang notabennya pro palestina, fgara² organisasi lu citra orang manado khususnya di bitung rusak🖕
ReplyDelete